Diperkirakan 150.000 warga Afghanistan tinggal di Turki, 600 di antaranya diyakini tidak memiliki dokumen perjalanan yang layak, kata pejabat pemerintah lainnya.
Presiden Ashraf Ghani mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan, menyebutnya tidak manusiawi dan mengatakan serangan semacam itu tidak dapat mempengaruhi persatuan di antara warga Afghanistan.
Ribuan warga Afghanistan berkumpul di bawah pengamanan ketat di ibukota Kabul untuk negosiasi selama empat hari yang bertujuan menemukan cara untuk mencapai kesepakatan damai dengan kelompok militan Taliban.
Para pencari suaka termasuk 25 warga Afghanistan, 22 Kongo, dan satu orang Iran.
Hingga Minggu (26/7), Kementerian Kesehatan Afganistan mencatat lebih dari 36.000 infeksi dan 1.259 kematian akibat COVID di seluruh wilayah tersebut.
Pemerintah Iran telah menangkap 19 warga Afghanistan setelah bendera Taliban dikibarkan di ibukota Teheran
konsulat telah berhenti mengeluarkan visa untuk warga Afghanistan sementara diplomat telah dipindahkan ke ibu kota Kabul yang relatif aman.
20.000 warga Afghanistan itu adalah mantan penerjemah untuk militer atau entitas lain, yang menjadi sasaran Taliban.
Keputusan ini mengikuti eksodus warga Afghanistan dari kota Zaranj, ibu kota provinsi Nimroz, yang jatuh ke tangan gerakan garis keras Taliban.
Wallace mengatakan pihak militer bandara Kabul aman dan Inggris melakukan segala cara untuk mengevakuasi warga Inggris dan warga Afghanistan yang memiliki hubungan dengan Inggris.